Rabu, 26 Januari 2022

APAKAH MIMPIKU TERLALU BESAR?

 

Beberapa bulan sebelum tahun 2021 berakhir, pas banget Aku barusan selesai yudisium, diminta sharing tentang perkuliahan bareng Adek kelas satu almamater sekolah. Ada pertanyaan yang cukup menarik dari salah satu partisipan, yang tiba-tiba aku keinget lagi pertanyaannya kemaren. Kurang lebih Dia bertanya, "Kak, apakah ada mimpi yang terlalu besar? Bagaimana Kita memutuskan mimpi itu terlalu besar atau tidak untuk Kita? Bagaimana kalau kita tetap mengejarnya, apakah nanti akan merepotkan Kita?" Kalimat persisnya Aku ngga begitu inget. Intinya, Aku menangkapnya adalah, bagaimana Kita menyikapi mimpi Kita dan memilah, bagaimana jika mimpi itu terlalu besar dan merepotkan kita? Merepotkan disini maksudnya yang embuat kita susah sendiri. Setelah aku inget-inget jawabanku waktu itu kalau ngga salah Aku menyampaikan bahwa selama kita masih bisa memikirkan apa yang kita inginkan maka itu bisa saja terjadi, tidak ada mimpi yang terlalu besar, selama kita mau belajar, berusaha, dan menemukan jalannya maka apapun bisa dicapai. Jawabanku cukup diplomatis dan jujur Aku sendiri juga kurang puas dengan jawabanku.

Tapi kemaren, iya kemaren banget Aku nonton video Youtube dari mjs channel yang berjudul Ngaji Filsafat 147: Yunani Kuno: Stoikisme. Video berdurasi 2 jam (Pemateri: Dr. Fahruddin Faiz) yang menjelaskan tentang konsep dasar pemikiran stoikisme. Sebelum menjawab pertanyaan di atas, Aku jelaskan sedikit apa itu Stokisme. Stoikisme berasal dari pemikiran Kaum Stoa pada zaman Yunani kuno (Zeno 350 SM - Marcus Aurelius 250 M). Pemikiran Kaun Stoa terhadap alam semesta berpendapat bahwa dunia ini berdasarkan satu rational principle, yang ada di dunia dan segala peristiwa yang terjadi memiliki pola rasional dan sudah didesain sedemikian rupa dengan memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk menjaga harmoni dalam alam semesta. Mengenai manusia, Kaum Stoa berpendapat bahwa manusia merupakan binatang berakal yang merupakan bagian dari alam semesta, dengan akalnya Ia diharapkan dapat menyelenggarakan keteraturan di dunia dan hidup selaras dengan alam semesta. Manusia yang hidup selaras, bertindak secara tepat dalam kebaikan dan hidup dalam harmoni yang prosional dan proporsional dengan akal, alam, dan Tuhan. Dengan menggunakan akal sehatnya, manusia dapat melakukan kebajikan, dan dari kebajikan tersebut lahirlah kebahagiaan. Kejahatan dalam diri manusia lahir dari penolakan terhadap akal sehat dan membiarkan emosi merusak dirinya, diantara emosi tersebut adalah: hasrat (keinginan), takut, senang, dan rasa sakit. Emosi tersebut melhirkan pemikiran yang tidak objektif oleh karena itu harus disingkirkan dan diganti dengan pikiran yang jernih. 

Pemikiran Stokisme terhadap kontrol manusia atas keinginan menjelaskan bahwa secara naluri, manusia akan bahagia jika mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun, jika Ia menginginkan sesuatu yang diluar jangkauan atau kontrolnya, jika tidak mendapatkannya maka Ia akan kecewa dan tidak bahagia sedangkan jika mendapatkannya Ia takut kehilangan.

“Whoever, therefore, wants to be free, let him neither wish for everything, nor avoid anything, that is under the control of the others or else, he is necessarily a slave”

-Epictetus-

Dari kalimat tersebut menjelaskan bahwa jika seseorang yang bebas adalah tidak menginginkan segala sesuatu yang berada dibawah kontrol orang lain, karena jika Ia mendapatkannya maka Ia akan dikendalikan oleh orang yang memiliki kontrol terhadap sesuatu yang Ia inginkan tersebut dan tidak lain Ia hanya menjadi budak.

Misal ada seorang karyawan baru di suatu perusahaan, Ia memiliki keinginan menjadi CEO perusahaan tersebut, namun Ia bahkan belum satu tahun bekerja di perusahaan tersebut, maka menjadi seorang CEO sangat jauh diluar kendalinya. Lalu apa yang ada di dalam kendalinya? yaitu bekerja dengan baik sesuai posisi yang ada dan yang sedang dia jalani sekarang. Lalu apakah punya keinginan menjadi CEO itu salah? terlalu besar dan mustahil?

Dalam hidup ini, sangat boleh dan bebas bagi seseorang memiliki keinginan, pikiran, mimpi, dan cita-cita setinggi apapun, semustahil apapun, selama Ia masih bisa memikirkannya, maka bebas, tidak ada yang melarang dan membatasi Ia memiliki mimpi seperti itu? Bukankah manusia bisa pergi ke bulan, juga awalnya dari mimpi? Hal ini disebut “All can be free internally (in mind)”. Namun, apa yang ada dipikiran seseorang, tidak semuanya bisa diekspresikan di kehidupan nyata, dalam kehidupan fisik ada batasan, halangan, dan aturan yang yang harus dijalani dan patuhi sehingga Ia tidak bebas mentranslasikan apa yang kita pikirkan menjadi kenyataan begitu saja. Hal ini disebut “None can be free without (in body)”.

Kembali ke seorang karyawan yang ingin menjadi CEO tadi, Ia bebas bermimpi menjadi CEO di dalam pikirannya, tapi dalam kenyataan Ia tetaplah seorang karyawan yang harus melakukan tugasnya sebagaimana mestinya, maka keinginanya menjadi CEO dibatasi oleh kenyataan. Lalu bagaimana Ia agar menjadi CEO? Apa yang harus Ia lakukan?

“We are actors playing roles we don’t choose, and our duty is to play them as best as we can, knowing that our fate is part of a much larger order”

-Epictetus-

Dalam Stoikisme, ada istilah “Apathe” yang dijelaskan dalam kiasan seorang pemanah. Seorang pemanah yang memanah suatu target, tapi Ia tidak peduli apakah panahnya akan mengenai target atau tidak, yang Ia pedulikan adalah ia sudah melakukan yang terbaik saat memanah. Manusia hidup di dunia ini, masing-masing diberi peran dalam kehidupan, ada yang menjadi pemanah, karyawan, CEO, saat itu Ia tidak bisa memilih perannya, tugasnya hanyalah memainkan peran dengan sebaik mungkin yang Ia bisa lakukan, dan meyakini bahwa Ia adalah bagian kecil dari alam semesta yang besar yang mana bagian yang lain juga menjalankan tugas mereka. Menyadari bahwa tiap orang berperan terhadap dunia ini, apapun perannya, tidak ada yang lebih berharga atau yang tidak berharga. Dalam mesin yang luar biasa besar pun jika Ia kehilangan satu skrup akan mengalami masalah, ya kan? Namun, manusia bukan mesin, Ia berubah dan dinamis, perannya dalam hidup bisa berubah sesuai berapa besar usaha yang Ia lakukan. Seperti aktor atau aktris dalam opera, awal-awal bergabung, pasti Ia mendapat peran kecil, jika kemudian terbukti dapat berperan dengan baik, maka Ia akan mendapat peran yang lebih besar. Begitu juga dengan karyawan tersebut, perannya saat itu adalah menjadi karawan baru, jika Ia dapat bekerja dengan baik, bukan tidak mungkin perannya akan berganti dan mendapat peran yang lebih besar sedikit demi sedikit sampai menjadi CEO seperti yang Ia inginkan.

“Jangan berusaha agar segalanya terjadi seperti yang engkau inginkan, namun inginkanlah agar segalanya terjadi seperti yang seharusnya terjadi, maka hidupmu akan tenang”

-Marcus Aurelius-

Jadi APAKAH MIMPIKU TERLALU BESAR? Semoga penajabaran di atas bisa menjawab pertanyaanku, adek yang tanya waktu itu, dan teman-teman yang juga mungkin betanya dalam hatinya. Terima kasih sudah membaca.

Senin, 24 Januari 2022

PENGALAMAN MEMBUAT STUDENT VISA TAIWAN UNTUK LANJUT STUDI S2 (International Students)

 

    Setelah mendapat Approval Document dari Ministry of Education (MOE) Taiwan yang dikirim melalui Office of International Admission (OIA) masing-masing universitas dan ada pemberitahuan untuk membuat visa. Maka, kita sudah bisa mengajukan pembuatan visa ke kantor TETO. Persyaratan untuk pembuatan visa bisa kita siapkan jauh-jauh hari sebelum pengumuman dari OIA, namun untuk syarat medical check up aku sarankan lebih baik dilakukan setelah pebgumuman dari MOE, karena medical check up punya batas berlaku hanya 3 bulan. Syarat-syarat untuk pembuatan Student Visa adalah:

1. Formulir aplikasi di https://visawebapp.boca.gov.tw diisi online, diprint, dan ditanda tangani.

2.. Foto copy (FC) KK

       3.  Paspor asli +1 FC paspor (bagian identitas)

4.      4. lembar pasfoto latar belakang putih ukuran 4x6 (yang diambil 3 bulan terakhir)

5     5. Letter of Acceptance (LoA) dari universitas Taiwan asli + 1 FC

       6.  Ijazah dan Transkrip Bahasa Inggris asli + 1 FC

       7. Medical Check up asli + 1 FC

       8. Bukti Keuangan: Letter of Scholarship (LoS) asli + 1 FC dan rekening koran 6 bulan terakhir.

       9. Sertifikat Bahasa Inggris resmi asli + 1 FC

    Berdasarkan pengalamanku, pembuatan visa tidak sulit jika semua syarat kita lengkap dan terpenuhi, maka sekitar 4 hari visa sudah bisa jadi. Untuk bukti keuangan, mungkin di banyak sumber ada yang menjelaskan jika sudah mendapat beasiswa full (tuition fee waived +monthly stipend) maka tidak perlu melampirkan rekening koran. Namun, ternyata tetap diminta rekening koran 6 bulan terakhir, bisa rekeking kita sendiri atau keluarga dalam satu KK, dan mutasi rekening tidak boleh mendadak, maksudnya misal di rekening kamu biasanya saldo hanya sekitar 2-3 juta namun 1 bulan terakhir tiba-tiba menerima 20 juta. Maka akan dipertanyakan oleh pihak TETO dan diminta melengkapi dokumen yang mereka minta. Pertanyaannya dari mereka kira-kira seperti ini, darimana dan dari siapa? uang yang masuk ke rekening kita dalam jumlah tersebut. Jika dari orang lain yang tidak satu KK dengan kita, maka kita akan diminta membawa rekekning koran 6 bulan terakhir milik orang yang mentransfer uang ke rekening kita dan surat pernyataan dari bank bahwa orang tersebut mau menjadi penjamin finansial atau sponsor selama kita sekolah di Taiwan. Contoh suratnya seperti ini.

Surat pernyataan dari Bank mengenai penjamin finansial atau sponsor studi

Tujuan diharuskannya ada bukti keuangan yang jelas, walaupun sudah mendapat beasiswa adalah karena 3 bulan pertama, uang beasiswa kita dari Taiwan belum turun, jadi harus ada uang yang cukup untuk hidup 3 bulan di awal dan juga untuk biaya karantina. Untuk minimal saldo, dari TETO tidak menetapkan nominal, tapi sekitar 10-20 juta InsyaAllah cukup untuk diterima sebagai syarat visa. Jadi, segini dulu pengalamanku membuat visa di TETO Surabaya. Terima kasih sudah membaca.

Jumat, 21 Januari 2022

PENGALAMAN LEGALISIR IJAZAH DAN TRANSKRIP TETO UNTUK STUDI KE TAIWAN 2021

 

Bagi yang mau melanjutkan studi ke Taiwan pasti diminta untuk menyerahkan dokumen ijazah dan transkrip yang telah dilegalisir oleh TETO, seperti yang tertulis dibawah ini:

TETO adalah singkatan dari Taiwan Trade and Economic Office, semacam konsulat Taiwan di Indonesia. Kantor TETO ini ada di Jakarta dan Surabaya. Sebelum legalisir ke TETO, ada beberapa tahap yang harus dilakukan berdasarkan pengalamanku mengurus di Jakarta dan Surabaya pada Desember 2021. Semoga bisa membantu teman-teman yang juga mau cari pengalaman mengurus dokumen sendiri, yang menurutku lebih cepat dan murah, serta tidak sulit, cuma ya harus tatag kesana-kemari. Ini beberapa tahapnya:

1.      Menyiapkan Dokumen Terjemahan

Dokumen ijazah dan transkrip harus di terjemahkan dulu ke Bahasa Inggris jika ijazah dan transkrip resmi dari universitas berbahasa Indonesia. Proses penerjemahan bisa dilakukan di universitas asal atau melalui penerjemah tersumpah.

2.      Legalisir Notaris (opsional)

Legalisir notaris dilakukan jika dokumen terjemahan kalian disahkan oleh pejabat yang datanya tidak terdapat di database kemenkumham dan/atau kalian ingin melegalisir dokumen fotokopi bukan dokumen terjemahan asli. Biaya legalisir notaris ini cukup mahal, kalau kemren aku Rp150.000/dokumen, tapi prosesnya sangat cepat bisa ditunggu di ruangan membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit saja.

Alamat Notaris: Notaris MELLIA, SH., M.Kn di Gedung Arva, Jl.Cikini Raya No 60, RT.14/RW.5, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10330

3.      Legalisir Kemenkumham

Proses legalisir kemenkumham selama masa pandemi ini lebih mudah dan cepat menurutku. Jadi proses awal adalah kita mengajukan permohonan dokumen legalisir melalui website https://legalisasi.ahu.go.id, mengisi data dan mengupload dokumen yang ingin dilegalisir. Setelah mengisi dokumen dengan lengkap dan disubmit. Di daftar transaksi akan tertulis ‘menunggu verifikasi’ proses ini biasanya memakan waktu satu hari. Kalau pengalamanku kemaren upload jam 11.40 selesai diverifikasi besoknya jam 13.20. Tips: Pastikan bahwa pejabat yang mengesahkan dokumen namanya muncul. Jika tidak muncul, maka data pejabat tersebut tidak ada di database kemenkumham dan dokumen kalian ditolak, kalian harus mengupload spesimen tanda tangan dan cap pejabat yang mengesahkan dokumen kalian, kemudian menunggu verifikasi lagi, jadi lumayan ribet dan memakan waktu yang lama.

Hasil verifikasi: spesimen ditolak

 Pangalamanku kemaren juga seperti itu. Jadi cara mengatasinya adalah dengan melegalisir dokumen tersebut ke notaris dan menginput nama pejabat yang mengesahkan dokumen kita adalah notaris tersebut. Pastikan juga nama notarisnya terdapat di database kemenkumham.

Hasil verifikasi: dokumen diterima

Notifikasi verifikasi

 

Setelah verifikasi dan dokumen diterima, kalian akan diminta download voucher yang berisi nomor untuk mentransfer biaya legalisir sebesar Rp50.000/dokumen. Dan transfernya hanya bisa melalui BNI dan bjb, bisa lewat ATM, mobile banking atau teller. Setelah transfer, kalian bisa ke Gedung CIKS untuk konfirmasi ke petugas CIKS, nah nanti kalian akan dihubungkan sama petugas lain yang mengurus stiker legalisir. Petugas yang mengurus stiker legalisir ini adalah yang akan memverfikasi dan mencetakkan stiker legalisir kalian. Beda hari beda petugasnya, jadi kalau bisa konfirmasi dulu ke Gedung CIKS ya. Setelah mengubungi petugasnya, kalian akan ditanya stikernya mau dikirim ke tempat kalian atau ambil sendiri. Kalau dikirim mereka bilangnya sih sekitar 2-3 hari, tapi kalau ambil sendiri bisa langsung hari itu juga tapi kalian harus ambil ke Gedung AHU Pusat di Rasuna Said, Jaksel. Setelah sampai sana, langsung saja ke meja resepsionis, disitu kalian akan diberi stiker legalisir kemenkumham, yang kalian bisa tempel sendiri. Hati-hati nempelinnya, lemnya kuat banget, sekali nempel di kertas ngga bisa diangkat lagi, kalau maksa bisa robek, jadi harus perlahan dan bener posisinya. Nempel stikernya di bagian belakang ijazah dan transkrip.

Alamat Pelayanan Jasa Hukum AHU: Gedung CIKS No. 84-86, Jl. Cikini Raya No.14, RT.10/RW.5, Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10330.

Gedung Ditjen AHU: No.Kav X6/6-7, Jl. H.R. Rasuna Said, RT.16/RW.4, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12940

4.      Legalisir Kemenlu

Setelah dapat dokumen legalisir kemenkumham, kalian scan file depan belakang dan upload di aplikasi ‘Legalisasi Dokumen’ dari Ditjen Protokol dan Konsuler. Aplikasi ini bisa didownload di playstore. Aplikasi ini hanya bisa dijalankan di android 8.0 ke bawah. Hpku yang android 8.1 saja ngga bisa. Jadi harus bener-bener android 8.0 ke bawah. Kalau emang ngga ada, bisa minta bantuan petugas di Kemenlu. Tata caranya adalah sign up aplikasi, buat permohonan, mengisi data dan upload hasil scan dokumen dalam bentuk gambar, upload dua kali, yang pertama untuk halaman depan, dan kedua untuk stiker kemenkumham. Setelah submit. Tunggu verifikasi, biasanya lebih cepat sekitar 1 jam. Kalau kemaren aku selesai submit jam 09.17 dan selesai verifikasi jam 09.57. Pastikan saat upload dokumen gambarnya jelas, terbaca dengan baik, dan tidak blur karena itu sangat menentukan dokumen ditolak atau diterima.

Hasil verifikasi dokumen dan pembayaran

Verifikasi pembayaran

Setelah dokumen diterima, kalian akan diminta transfer pembayaran sebesar Rp25.000/dokumen. Pembayaran hanya bisa dilakukan pada bank mandiri. Setelah itu upload bukti pembayaran di aplikasi. Selama masa pandemi, Kemenlu hanya membuka pelayanan legalisir pada hari Rabu dan Jumat yaitu pada jam 09.00-12.00 pengumpulan dokumen dan jam 13.30-selesai pengambilan dokumen. Jadi selesai dalam satu hari.

Alamat Gedung Pelayanan Terpadu Kemenlu: Sebelah Gedung Pancasila, RT.9/RW.5, Senen, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110

5.      Legalisir TETO

Untuk legalisir TETO, kalian langsung ke kantor TETO saja sambil membawa berkas:

a.       Form permohonan legalisir

b.      KTP asli + 1 FC

c.       Paspor asli + 1 FC

d.      LoA dan LoS asli + 1 FC

e.       Ijazah dan Transkrip yang sudah dilegalisir Kemenkumham dan Kemenlu asli +FC

untuk lebih detail bisa dilihat disini

Jadwal pengumpulan dokumen adalah senin-jumat jam 09.00-11.30 dan proses selama 5 hari kerja untuk yang normal, kalau express 3 hari kerja dan ada tambahan biaya. Pengambilan dokumen senin-jumat jam 13.30-16.00. Aturan selama pandemi, jika ingin masuk kantor TETO harus menunjukan surat negatif swab antigen maksimal 2x24 jam.

Alamat TETO Surabaya: Jl. Indagiri No. 49, Darmo, Kec. Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60241.

Hasil legalisir notaris-kemenkumham-kemenlu (kiri) dan legalisir TETO (kanan)

Rabu, 18 Agustus 2021

MISTERI DNA - Mengetahui Kerja DNA untuk Mencapai Kesuksesan


Judul asli                 : Jinsei no Ango

Penulis                    : Kazuo Murakami

Jumlah Halaman     : 204 halaman

Tahun terbit            : Maret 2013

Penerbit                   : Gramedia Pustaka Utama

    

    Pada buku ini dijelaskan banyak hal dibalik sains yang "pasti" dan bagaimana ilmu pengetahuan bisa memberi manfaat bukan hanya produk dari penelitian saja tapi juga untuk kehidupan kita. Dengan latar belakang penulis sebagai Profesor Biokimia Terapan di Universitas Tsukuba. Beliau menjelaskan bagaimana DNA bekerja tidak hanya sebagai urutan huruf yang mengkode protein tetapi juga mempengaruhi kehidupan seseorang diantaranya nasib baik dan buruk, kesuksesan, pengembangan diri dan pertemuan dengan seseorang yang tidak bisa dijelaskan dengan ilmu pasti. Yang mana semua hal tersebut dipengaruhi oleh sifat alami ON/OFF gen. Dalam tubuh makhluk hidup, penyusun paling dasar adalah urutan huruf DNA. Organ jantung bisa menjadi jantung karena DNA yang ON adalah hanya DNA penyusun jantung sedangkan DNA yang lain OFF, begitu juga pada organ lainnya. Contoh lain adalah DNA penyebab sel kanker, setiap orang memiliki informasi genetik tersebut, namun karena pengaruh lingkungan, kesehatan, mental, spiritual DNA tersebut bisa ON atau OFF. Lalu bagaimana sifat ON/OFF DNA tersebut berperan dalam kehidupan kita?

    Kita bisa menentukan untuk menyalakan DNA yang menguntungkan dan mematikan DNA yang merugikan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyalakan DNA baik yang dijelaskan pada buku ini yaitu: 1) mengubah lingkungan tempat kita berada sekarang; 2) menghargai pertemuan dengan orang lain dan kesempatan yang datang; 3) berpikir optimis dan bahagia dalam keadaan apapun; 4) merasa tergugah atau terkesan; 5) bersyukur; 6) hidup dengan memikirkan kepentingan orang lain dan untuk kebaikan dunia. Jika lingkungan kita berubah, tubuh dan pikiran mengalami stimulan baru yang dapat membangunkan DNA yang tidur. Pernah tidak kita merasakan benar-benar stuck dan kurang motivasi untuk menjalankan kehidupan, merasa malas dan tidak bersemangat menjalani kehidupan sehari-hari sehingga berpengaruh pada produktivitas dan prestasi kita? Mungkin kita harus mencoba untuk mengganti lingkungan kita sekarang untuk mendapatkan stimulan baru yang bisa menumbuhkan inspirasi dan meingkatkan semangat. 

    Pertemuan dengan orang lain dan kesempatan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang. Orang hebat yang sukses biasanya karena selalu bertemu orang dan kesempatan yang tepat yang banyak membantu dalam mencapai kesuksesan. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Bagaimana bisa menentukan apakah orang ini yang akan membantu saya menuju sukses? Orang dan kesempatan yang tepat datang kepada kita karena kita yang menariknya. Sebagaimana hukum tarik meranik (Law of Attraction). Jika kita benar-benar memikirkan kesuksesan yang kita inginkan, berusaha dengan sungguh-sungguh, dan tidak mau menyerah pasti kita akan menemukan pertemuan yang baik dengan orang ataupun kesempatan yang membawa kita kepada kesuksesan yang kita impikan. Melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan sekarang dalam kegiatan apapun juga bisa membawa kita ke perjalanan sukses yang tidak kita sangka. Karena ada juga jalan sukses yang berawal dari sesuatu yang sederhana yang tidak pernah kita pikirkan. 

    Kesulitan merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada kehidupan manusia. Apalagi dalam dunia penelitian ilmu sains, mengulangi percobaan berkali-kali merupakan suatu keniscayaan, menemukan hasil diluar hipotesis adalah sesuatu yang mungkin terjadi. Namun, dari semua hal itu, kita harus bisa memposisikan diri agar selalu optimis, agar bisa melihat sisi yang baik dari hasil penelitian kita yang tidak sesuai harapan. Begitu juga dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam kehidupan ini. Murakami menyampaikan bahwa saat ia merasa benar-benar terpojok ia berkata pada dirinya sendiri "kita hanya perlu berusaha 10-20% lagi dan biarkan 80-90% diselesaikan oleh Sesuatu Yang Agung". Dalam keadaan yang terjepit, kita mengatakan pada diri kita "Pokoknya jika saya berjuang tanpa putus asa, Sesuatu Yang Agung pasti menolong saya" dengan mengatakan hal tersebut hati bisa menjadi tentram dan tenang, karena apabila kita bersusah hati atau berpikir posistif tanpa dasar justru malah memperparah keadaan. Sesuatu Yang Agung merupakan Tuhan yang memiliki kuasa diatas manusia, yang menciptakan dan menentukan takdir manusia. Dalam Agama Islam, menyerahkan keputusan atau bertawakal setelah usaha yang terbaik kepada Allah merupakan kalimat yang sering kita dengar.

    Seorang pemimpin suatu organisasi pasti sering menghadapi anggota yang kurang bersemangat dan malas-malasan sehingga kurang produktif. Padahal setiap bertemu selalu memberikan motivasi dan semangat, tapi seperti tidak ada perubahan. Bagaimana cara mengubahnya? Seseorang yang bekerja hanya untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup, melakukan kegiatan hanya untuk memenuhi kewajiban disebut sebagai "labor (bekerja)". Sedangkan, seseorang yang mneyukai pekerjaannya, penuh semangat, visi, dan cita-cita disebut "work (berkarya)". Merubah labor menjadi work bisa dilakukan dengan cara menggunggah atau menginspirasi menggunakan cerita atau pengalaman yang berkesan. Murakami pada buku ini bercerita, bagaimana pada zaman itu, laboratoriumnya yang masih terbilang baru bisa bersaing di tingkat dunia. Cerita tersebut membuat banyak mahasiswa terkesan dan mengaktifkan gen 'semangat' dan banyak diantara mereka mau menjadi peneliti atau ilmuwan dan menjadi lebih bersemangat. Banyak mahasiswa saat ini yang juga berkutat pada masalah bagaimana agar tidak malas belajar? atau bagaimana mempertahankan semangat untuk belajar? yang kita butuhkan adalah bukan sekedar kata-kata motivasi tetapi inspirasi yang membuat kita terkesan, tergugah, dan penuh semangat untuk mencapai banyak hal dibalik proses belajar ini.

    Perasaan bersyukur membantu kita untuk berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini dan pada kesempatan ini yang kita punya. Karena belum tentu besok kita mendapat kesempatan itu lagi. Dan juga dengan membandingkan nasib kita terhadap orang lain yang kurang beruntung bisa membuat kita berusaha sebaik mungkin menjalani peran kita sekarang. Seseorang yang bekerja keras pasti memiliki tujuan atau dibaliknya. Apakah untuk menjadi terkenal atau kaya, asalkan hal tersebut bertujuan untuk bisa mempengaruhi dan menginspirasi lebih banyak orang. Selain itu, ada juga motivasi agar dapat membahagiakan orang lain dan dapat membantu kepentingan orang lain. Karena pada akhirnya semua kerja keras kita, penelitian, percobaan, siang-malam adalah untuk mewujudkan kebaikan di dunia. 

    Dibalik keberhasilan dan kesuksesan, kita harus menyadari peran orang lain sebelum kita yang telah memberi pondasi dari usaha dan kerja keras yang telah mereka lakukan. Di dunia ini ada sebagian orang yang yang segala-galanya lancar mendapatkan kesuksesan dan popularitas, tetapi ada sebagian lain yang tidak mendapatkan hal tersebut. Namun, semua kerja keras dan upaya yang telah ia lakukan bukan berarti sia-sia tetapi menjadi "Tabungan Langit". Yang mana tabungan itu tidak kembali pada dirinya, tetapi kepada anak cucu atau masyarakat generasi selanujutnya. Oleh karena itu, apapun yang kita lakukan saat ini harus dengan kerja keras, gigih, tekun, dan sebaik mungkin dan jangan memikirkan hasil yang kita capai untuk diri kita sendiri melainkan untuk kepentingan dan kebaikan orang lain sampai generasi-generasi selanjutnya. 

    Ilmu mengenai DNA merupakan ilmu yang sangat cepat berkembang. Mulai dari kloning sel, stem-cell, sampai yang terbaru adalah CRISPR-cas9 yang memungkinkan seseorang dapat mengedit DNA, mengganti atau menambahkan urutan DNA yang diinginkan. Metode CRISPR-cas9 tersebut memberikan harapan yang besar untuk menangai penyakit genetik yang tidak ada obatnya sampai saat ini. Namun, memiliki kontroversi apabila tidak dimanfaatkan dengan bijaksana. Oleh karena, selain memiliki karakter logis, sains juga perlu diselaraskan dengan spiritual agar dapat bermanfaat dengan maksimal bagi kehidupan dan menjaga keseimbangan alam dan manusia. 

    Buku ini benar-benar membangkitkan akal sehat saya, mengupgrade ilmu, mental, dan spiritual saya untuk bisa hidup lebih baik sebagai manusia dan memberi inspirasi untuk bisa menjadi peneliti yang baik. Membuka pengetahuan saya, bagaimana kehidupan seseorang peneliti yang hebat, apa yang ia pikirkan, bagaimana agar terus terinspirasi dan termotivasi sehingga bisa selalu semangat dalam menyelesaikan penelitian, apa yang ingin dicapai. Buku ini tidak hanya untuk seorang peneliti, tetapi semua manusia yang sedang menjalanan perannya masing-masing dalam kehidupan saat ini.


NB: Pada uraian penjelasan buku ini diatas, saya banyak menambahkan kalimat saya sendiri, jika ingin membaca kalimat langung dari Kazuo Murakami silahkan membaca bukunya secara langsung. Happy reading

Kamis, 18 Juni 2020

HOW TO DECREASE HOMELESS PEOPLE


At present, many people from various regions are heading to the city in hopes of finding a better job and life. However, the very high level of competition and standard of living in the city means that not everyone can survive to live in peace and well-being in the city. Then, many people without expertise and ability cannot get a job easily in the city. Even though the high cost of living in the city makes them inevitably have to have income. As a result, if they don’t have work and income, they cannot support themselves and live under poverty. Badan Pusat Statistik (BPS) recorded the poverty rate in Indonesia in September 2019 was 9.22%. BPS head Suhariyanto explained that the percentage of poor people were equal to 24.97 million people. Poverty is a potential source of someone being homeless (Johnsen & Watts, 2017). According to the 2000 Census, 1.6% of Indonesia's populations are homeless (BPS, 2000). Furthermore, based on the 2010 Census, around 28,364 people were homeless in Jakarta (BPS, 2010). As we knew, Jakarta is the biggest urban city in Indonesia (Vioya, 2010). Poverty, especially homelessness, results many problems, for them or other people. There are various kinds of problems that occur in homelessness, they are, health and hygiene problems, mental illness, and the potential for criminal.

Figure 1. Urbanization (source: ariniwulandaris.blogspot.com)


Figure 2. Poverty, the other of the magnificent city (source: foreignpolicy.com)


Figure 3. Homelessness in the street (source: theage.com.au)


Due to not having a home, homeless people are vulnerable to health problems. According to Golden (1999), “Homeless people are at much higher risk for infectious disease, premature death, acute illness, and chronic health problems than the general population. They are also at higher risk for suicide, mental health problems and drug or alcohol addiction”. In addition, homelessness is also potentially affected by infectious disease and communicable diseases, due to poor hygiene. Homeless people are also vulnerable to malnutrition, thus causing the various chronic diseases. Difficult and uncomfortable living conditions also make homeless people easily stress and cannot sleep well. And the experiencing trauma possibility due to violence and mistreatment where they live. This can cause mental disorders. The most common mental disorders suffered by homelessness are schizophrenia, affective disorders such as depression, bipolar depression and post-traumatic stress disorder, substance abuse, and personality disorders. 


 

Figure 4. Homeless person need a job (Source: carreerandrecovery.org)


The second problem that arises is the potential for criminal. According to Zapf (1996), homeless people are more likely to have a criminal record was 93% compared to those who are not homeless was 82%. There are four reasons underlying the number of homeless people who have the potential to commit criminal acts based on Hewitt (1994) and Fischer (1992). First, for many homeless people, criminal activity may be one of the only ways to survive. Second, there are the habitual criminals who may suffer from chronic deviant behaviour, antisocial personalities and drug disorders. Third, there is evidence of homeless people who manipulate police into making an arrest in order to obtain “temporary asylum” in jail. Fourth, there are the homeless who display inappropriate or bizarre behaviour that lands them in a correctional institution rather than in more appropriate systems of socio-economic treatment or institutionalization.

From those problems, can be solved by reducing the number of homeless. Perhaps some solutions are taken to reduce the number of homeless people are the Government be able to provide welfare in various regions in Indonesia so that no one has to go to the city to seek for work. Providing education and job training to form people who have the abilities and expertises, so that they can easily get a job or build their own business. In addition, for people who have become homeless can be solved by providing some house or hostelry and giving employment opportunities, as Daly (1996) stated "Combining affordable housing with appropriate services including help in finding work has successfully succeeded in helping people get off the streets and rebuild their lives ". Then, to treat them from problems that have occurred on the streets be able to give health services, psychological counseling services, grant protection and supervision for them

In conclusion, although homelessness cannot be completely eliminated, it can be reduced. For those solutions to work, different people need to get involved. The government be able to do prevention by providing welfare in various areas so that not many people go to the city to find work to sufficient their needs. The government can also work with companies to provide work training. And to reduce the number of homeless people who are already on the streets, can be done by providing adequate housing, employment opportunities, also providing health services, psychological consultations, and grant protection for them. These solutions will definitely get results, but it may take a long time to solve the problems. In addition, all people in the world  must care and help if they have the abilities to make no homelessness anymore.


References:

 

Ariniwulandaris.blogspot.com. (2015/ December 26). Fenomena Urbanisasi di Indonesia. Accessed on 19th of June 2020 from http://ariniwulandaris.blogspot.com/2015/12/fenomena-urbanisasi-di-indonesia.html

BPS. (2000). Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2000 Seri RBL1.1. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

BPS. (2010). Sensus Penduduk 2010. Accessed on 16th of June 2020 from https://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=31&wilayah=DKI-Jakarta

BPS. (2019). Statistik Indonesia Statistical Yearbook of Indonesia 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Carreerandrecovery.org. (2019/ June 19). Can Homeless People Get Jobs. Accessed on 19th of June 2020 from https://www.careerandrecovery.org/can-homeless-people-get-jobs/

Daly, Gerald. (1996). Homeless, Policies, Strategies, and Lives on the Street. London: Routledge.

Fischer, Pamela J. (1992). Criminal Behavior and Victimization among Homeless People. Published in Homelessness: A Prevention-Oriented Approach. Jahiel Rene I., ed. Baltimore: The John Hopkins University Press.

Foreignpolicy.com. (2019/ May 17). For the Poor, Falling Poverty Numbers Aren’t Always Good News. Accessed on 19th of June 2020 from https://foreignpolicy.com/2019/05/17/for-the-poor-falling-poverty-numbers-arent-always-good-news/

Golden, Anne, William H. Currie, Elizabeth Greaves and John Latimer. (1999). Report of the Mayor’s Homelessness Action Task Force: Taking Responsibility for Homelessness: An Action Plan for Toronto. City of Toronto.

Hewitt, Ann J. (1994). Homelessness and the Criminal Justice System in Canada: A Literature Review. Ottawa: Department of Justice Canada.

Johnsen, Sarah, Watts, Beth. (2017). Homelessness and Poverty: Reviewing the Links. A Report for the Joseph Rowntree Foundation Anti-Poverty Programme

Theage.com.au. (2017/ January 19). I won't bundle up and ship out homeless people: Melbourne lord mayor Robert Doyle. Accessed on 19th of June 2020 from https://www.theage.com.au/national/victoria/i-wont-bundle-up-and-ship-out-homeless-people-melbourne-lord-mayor-robert-doyle-20170118-gttthu.html

Vioya, Arrauda. (2010). Tahapan Perkembangan Kawasan Metropolitan Jakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 21 No. 3, Desember 2010, hlm 215 – 226

Zapf, Patricia, Ronald Roesch, and Stephen D. Hart. (1996). An Examination of the Relationship of Homelessness to Mental Disorder, Criminal Behaviour, and Health Care in a Pretrial Jail Population. Can J Psychiatry 41(7): 435–440.


APAKAH MIMPIKU TERLALU BESAR?

  Beberapa bulan sebelum tahun 2021 berakhir, pas banget Aku barusan selesai yudisium, diminta sharing tentang perkuliahan bareng Adek kela...